perkembangan satra arab dan faktor kebangkitannya

 

Bangsa arab sangat erat hubungannya dengan sastra, karena sudah menjadi kebiasaan mereka mengungkapkan isi hati nya lewat syair . bahasa arab yang merupakan bahasa yang indah dan sangat puitis menjadi salah satu factor mengapa bangsa arab pada saat itu sering mengungkapkan isi hatinya lewat syair . Alquran juga menjadi inspirasi bagi per kembangan sastra Arab. Kalam Ilahi itu hadir dalam ben tuk sajak yang indah didengar. Wahyu Ilahi itu akan semakin indah bila dibaca dengan nada tilawah, sebagaimana dipraktikkan ulama dahulu.

 Dalam perjalanan sejarah, sastra Arab tidak timbul sekaligus dalam bentuknya yang sempurna. Akan tetapi sastra Arab mengalami perkembangan-perkembangannya secara sedikit demi sedikit dengan adanya inovasi-inovasi dalam setiap fase perkembangan yang dilaluinya. Adapun fase sejarah perkembangan sastra Arab dibagi menjadi masa jahiliyah, masa shadr al-Islam, Abbasiyyah, Turki Usmani dan masa modern. Masa modern dimulai sejak tahun ke-19 bersamaan dengan kedatangan penduduk francis ke mesir sejak 1213H Sampai 1798H, 

Faktor-faktor maraknya sastra dimasa modern saat itu adalah karena pembelajaran, penelitian ilmiah ke Eropa , penerjemahan, percetakan , perpustakaan , lembaga bahasa dan kampus-kampus bahasa , drama dan broadcasting. Kalian tau nggak sih ada beberapa sebab yang melajui perkembangan sastra modern pada saat itu, yang pertama yaitu komunikasi , dimana komunikasi terhadap kitab-kitab klasik yang terdahulu menyebabkan adanya penyebaran percetakan bahkan pada perpustakan-perpustakaan dan tampaknya adanya kampuus-kampus bahasa. Dan yang kedua yaitu komunikasi terhadap peradaban barat modern yang menyebabkan adanya penelitian ilmiah ke-eropa , penerjemahan, dan asimilasi dengan bahasa asing. Jadi Teman-teman , dapat disimpulkan bahwa perkembangan sastra modern itu terjadi karena adanya sebuah komunikasi.

Ada beberapa wilayah yang menjadi titik awal perkembangan sastra arab , apa aja nih ? yang pertama yaitu wilayah timur tengah diantaranya yaitu mesir, arab Saudi , irak dan Lebanon. Dan ngak hanya wilayah timur tengah saja , wilayah asia barat dan afrika utara juga termasuk dalam wilayah awal perkembangan sastra arab .

Mesir adalah salah satu Negara yang dimana sejarah peradabannya sangat terkenal dan pendidikannya sangat berkembang begitupula pada sastra . sejarah peradaban manusia sejak  zaman pharoic pada mesir sempat digantikan oleh kemajuan peradaban yunani-romawi dan semenjak islam dating muncul beberapa simpul kekuasaan yang dipimpin oleh khulafa al-rasyidin, bani umayyah , bani al’abbas, tulun , ikhsid , fatimiyyah , ayyubi, mamluk, dan usmaniyah, setelah itu masuklah perancis kekota mesir.

Perancis merupakan negara Eropa yang paling awal menduduki Mesir setelah pudarnya pengaruh politik negara ini pada akhir abad ke-18. Persaingan antara Perancis dan Inggris untuk mengambilalih kekuasaan Kekhalifahan Turki Ustmany dan untuk mengontrol negara-negara di Afrika Utara, telah membangkitkan keinginan Perancis untuk menguasai Mesir dalam rangka memperkuat kegiatan perdagangan Perancis. Selain faktor persaingan dengan Inggris dan upaya untuk meraih kekuasaan Ustmaniyah, motif menduduki Mesir juga untuk merebut kendali Baitul Maqdis (Yerusalem) dari pemerintahan Islam. Dengan menguasai Mesir maka akan membuka jalan untuk menguasai Palestina, sehingga memungkinkan Perancis untuk mengendalikan Baitul Maqdis. Okupasi Palestina adalah bagian dari janji Napoleon Bonaparte kepada orang Yahudi di Paris terhadap pembentukan negara Israel di tanah Palestina (Jarrar, 1990). Secara tidak langsung, penaklukan Mesir dan Palestina merupakan ajang balas dendam atas kekalahan Perancis dalam Perang Salib. Pada saat yang sama, penaklukan Mesir akan melayani tujuan eksplorasi mendalam peradaban Mesir kuno di berbagai bidang seperti politik, sosial, dan ekonomi. Telah lama ditemukan bukti bahwa tujuan kedatangan Perancis adalah untuk menjarah warisan kuno Mesir.

Pendudukan Perancis berlangsung sekitar 3tahun daritahun 1798 sampai tahun   1801 dan  Napoleon Bonaparte,  salah satu JenderalPerancis, merupakan salah satu individu yang merintis ekspedisiuntuk menduduki Mesir. Meskipun durasi pendudukanrelatif pendek,  mayoritas  sarjana Barat mempertahankan klaim bahwa pendudukan itu memiliki banyak efek positif pada Mesi, termasuk usahamodernisasi Mesir. Salah satu pernyataan mereka  adalah  bahwa  Mesirmodern yang tidak dapat dipahami tanpa Bonaparte (Dykstra, 1998).

Pernyataan tersebut menimbulkan kesan bahwa penguasaan bangsa Eropa telah mendorong perubahan sosial di Mesir dan dalam hal ini Prancis telah mendorong modernisasi dan kemajuan Mesir. Pernyataan ini merupakan persoalan inti yang perlu ditinjau kembali untuk menguji validitas klaim Barat tersebut dan sejauh manadampak positif pendudukan serta untuk menentukan apakahperubahan yang dibawa oleh Perancis itu dimaksudkan mengembangkan  Mesir  yang dikatakan mengalami penindasan danpenganiayaan di bawah pemerintahan Mamluk.

PemerintahTurki Ustmany mulai pudar pengaruhnya pada abad ke-18dan ini  menyebabkan  kekacauan  atas Mesir karena tidak efektifnya pemerintahan setempat. Pemerintah di Istanbul tidak bisamemberikan banyak perhatian terhadap administrasi di Mesir pada saat itu karena  keterlibatannya dalam perang berkelanjutan dengan Rusia dan Austria. Mamluk Beys adalah kelompok yang palingberpengaruh di Mesir menjelang abad ke-18 dan masing-masing memerintah  daerah masing-masing. Mereka bertentangan satu samalain di luar kepentingan diri sendiri dan akhirnya menyebabkankesejahteraan rakyat untuk diabaikan sementara penindasan tersebar luas (El-Shayyal, 1968).

Pada abad ke-18 melihat penurunan kinerja intelektual di Mesir karenaoleh beberapa faktor. Antara lain akrena persaingan antara Istanbuldengan Kairo sebagai pusat pemerintahan dan pusat studi Islam ( Gibb dan Bowen, 1969). Menurut El - Shayyal (1968 ), sistem pendidikan di Kairo pada abad itu masih terikat dengan sistem tradisional, dimana seorang pelajar perlu melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain yang jauh untuk memperoleh pengetahuan. Bidang pendidikan di sekolah agama (madrasah) sempit karena memberikan penekanan pada bahasa Arab (termasuk prosa dan puisi,  teologi, logika, dan matematika. Selain itu, cendekiawan atau bahkan ulama tidak  lagi produktif seperti yang di masa-masa sebelumnya yang banyak menghasilkan khazanah literatur pengetahuan. Pada saat itu, para cendekiawan hanya menulis berdasarkan karya-karya ulama sebelumnya dengan memberikan komentar dan interpretasi tulisan-tulisan mereka tanpa memberikan kontribusi akan pengetahuan baru kepada masyarakat.

Secara keseluruhan, mayoritas masyarakat di Mesir hidup di bawah tingkat  kemiskinan  serta banyak tinggal di daerah pedesaan danhanya mengelola bidang pertanian. Masyarakat petani selalu tertindasserta dibebani oleh berbagai pajak tinggi yang dikenakan olehMultazim sebagai bagian dari pemerintahan Mamluk. Tidak adamekanisme monitoring atau kontrol yang ketat  dari  pemerintah pusat terhadap kegiatan Multazim ini dan kemudian memperburukkehidupan petani.

Kondisi secara keseluruhan masyarakat di Mesir sebelum kedatanganPerancis tidak baik. Mesir  menghadapi berbagai masalah internalyang menyebabkan negara mudah ditundukkan oleh kolonial Perancis. Meskipun Mesir pernah menjadi pusat intelektual dan kebudayaan Islam, masalah internal kemudian memburukhingga menjadi sasaran empuk bagi  penaklukan  Barat,  khususnya Prancis (Mujani dan Hj. Ismail, 2010).

Pendudukan Perancis mengganggu sistem dan budaya Mesir dan negara-negara Arab pada umumnya. Pengaruh langsung terhadap pemikiran Mesir dan mentalitas adalah kesadaran akan realitas kehidupan mereka dan kemajuan yang dicapai oleh Barat . Hampir semua ulama yang tidak meninggalkan Mesir selama pendudukan Perancis menyadari hal ini. Namun, beberapa yang lain melihat pendudukan Perancis non-Muslim dapat diterima. Dengan demikian , tidak mengherankan bahwa mereka bangkit dalam pemberontakan lengkap meskipun kesadaran tidak cukup dilengkapi dengan teknologi senjata. Hal ini dibesarkan oleh para sarjana seperti Syaikh Muhammad al - Sadat , seorang sarjana berpengaruh yang membuat Al - Azhar sebagai markas oposisi. Deklarasi Jihad melawan pendudukan Perancis dikeluarkan oleh penguasa Turki, Sultan Salim III yang menyampaikan pesannya melalui Ahmad Pasha al - Jazzar, Gubernur Suriah pada 11 September 1798 dan telah mendorong semangat rakyat. Dilaporkan bahwa deklarasi Jihad itu juga disambut baik oleh negara-negara Arab lainnya, termasuk Suriah dan Hijaz yang kemudian bertindak dalam mengirim tentara mereka untuk membantu Turki mengusirPerancis dari Mesir( Mujani dan Hj . Ismail, 2010).

Sebuah efek yang jelas terhadap deklarasi ini ialah Pemberontakan Kairo pada 21 Oktober 1798 yang dipicu oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah keluhan masyarakat atas tarif pajak yang tinggi dan peraturan memberatkan lain yang dikenakan oleh Perancis. Dan propaganda dan kebijakan tentang Islam oleh rezim Napoleon, seperti menggunakan ulama dalam  birokrasi  dan mengatakan bahwa Perancis adalah teman Islam dan Turki, tidak mampu menutup-nutupi pandangan rakyat. Meskipun banyak orang dan ulama tewas dalam pemberontakan pertama, semangat untuk membebaskan negara mereka dari penjajah tidak memudar mengarah ke pemberontakan kedua yang melibatkan akademisi , pedagang, dan warga Kairo . Gerakan ini dipimpin oleh Sayyid Umar Makram dan Sayyid Ahmad al - Mahruqi, seorang pengusaha kaya. Perancis butuh sebulan untuk memadamkan pemberontakan tersebut, yaitu dari 20 Maret - 21 April . Tidak lama setelah pemberontakan itu, Panglima Prancis, Kleber, dibunuh oleh Sulaiman al- Halabi , salah satu siswa Al - Azhar pada 14 Juni 1800 dan ia digantikan oleh Abdullah Jacques Menou (Umar, 1975).

Mesir menyadari niat Perancis untuk menjajah dan membawadampak negatif terhadap negara merek. Pemberontakan untuk mengusir kekuatan asing dan pembunuhan seorang jenderal Perancis menunjukkan oposisi terbuka dari Mesir terlepas dari serangan oleh para pemimpin  Mamluk  dan tentara Turki. Keseriusan para ulama danpemimpin Islam lainnya dalam meningkatkan kesadaran masyarakatuntuk menentang kekuasaan kafir telah memberikan dampak moraluntuk tidak tertipu oleh propaganda rezim Napoleon (Mujani dan Hj. Ismail, 2010).

Telah diakui bahwa secara sosial, pendudukan Perancis telah menyebabkan kehancuran properti dan kerugian besar kehidupan manusia, khususnya di Mesir. Hal ini juga mempengaruhi Mesir untuk menerima pengaruh budaya Barat yang bertentangan dengan ajaran Islam. Reformasi terhadap sistem pendidikan yang digagas Perancis dibangun untuk tujuan mendidik anak-anak Prancis di Mesir. Sistem pendidikan di sekolah-sekolah agama terganggu dan terbelakang untuk sementara waktu ketika banyak cendekiawan meninggalkan Kairo atau ditangkap atau dieksekusi Prancis.Pendudukan dipandang sebagai kepentingan Perancis untuk pengembangan berbagai aspek penelitian tentang Mesir.Pengenalan mesin cetak tidak untuk tujuan mendidik masyarakat, tetapi lebih untuk menyebarkan propaganda, arahan, dandeklarasi oleh otoritas Perancis dengan cara yang lebih mudah dan efektif dibandingkan dengan lisan.

Tak bisa dipungkiri bahwaPrancis telah memperkenalkan beberapaide-ide baru, yang mendorong  reformasi nyata bagi masyarakatMesir, khususnya dalam pengetahuan dan kemajuan teknologisemasa pemerintahan Muhammad Ali Pasha, 3 tahun setelah Perancismundur. Pasha telah bekerja dengan rajin untuk memajukan Mesir sebagai negara yang tertinggal dalam pengetahuan dan kemajuan teknologi dibandingkan dengan prestasi Barat. Pasha telah menetapkan pembenahan dan reformasi di berbagai bidang seperti militer, pendidikan, pertanian, industri, perdagangan, transportasi dan sebagainya. Dengan demikian, tidaklah mengherankan bahwa Pasha menjadi dikenal sebagai  bapak modern Mesir. Namun demikian, pendudukan Perancis telah membawa dampak sosial yang merugikan daripada efek positif terhadap negara dan rakyat Mesir karena setiap reformasi dan pembangunan yang dilaksanakan tidak dalam kepentingan rakyat.

Mesir meraih kemerdekaannya pada 28 Februari 1922. Negeri yang menyimpan banyak peradaban kuno itu telah berusia lebih dari 8.000 tahun, dan pernah menjadi pusat keilmuan muslim sedunia. Pada tahun 1922, Mesir meraih kemerdekaannya, namun tetap di bawah kedudukan Inggris. Setelah itu, pada tahun 1952, beberapa perwira Mesir semacam Gamal Abdul Nasser, Muhammad Najib, dan lainnya, memimpin kudeta terhadap Raja Farouk. Akhirnya, pada tahun 1953, sistem pemerintahan Mesir berubah dari kerajaan menjadi republik. Republik Arab Mesir adalah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut, dengan luas wilayah sekitar 997.739 kilometer persegi. Negara ini berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur Gaza dan Israel di utara-timur. Perbatasannya dengan perairan adalah melalui Laut Tengah di utara, dan Laut Merah di timur.

Referensi :

“dikutip dari beberapa penjelasan, pada web yang telah saya cantumkan dibawah ini”

https://roedijambi.wordpress.com/tag/sejarah-sastra-arab-modern/

http://studi-arab.blogspot.com/2015/12/perkembangan-sastra-arab-modern.html

https://www.kompasiana.com/isharyanto/552e25e06ea834c20d8b457d/prancis-pengaruhnya-terhttps://www.belajarsampaimati.com/2009/10/kapan-mesir-meraih-kemerdekaan.htmlhadap-mesir

#AYO KULIAH DI UIN RADENFATAH 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEMA 13 : YUSUF IDRIS

Satra Mahjar

TEMA 14 : TAUFIQ HAKIM